6 Kali Adipura Berturut-turut

JAKARTA – Warga Kabupaten Banjar, khususnya Kota Martapura layak berbangga, apalagi jajaran Pemkab Banjar di bawah kepemimpinan Bupati Khalilurrahman dan Wabup Saidi Mansyur. Sebab untuk keenamkalinya secara berturut-turut, Kota Martapura meraih Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup. Penghargaan itu diterima Bupati Banjar KH Khalilurrahman dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar di Auditorium Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rabu (2/8) malam.

Anugerah luar biasa dari pemerintah pusat ini berkat kerjasama seluruh komponen masyarakat, sektor swasta dan Pemerintah Kabupaten Banjar yang bahu-membahu tetap menjaga kebersihan lingkungan. Dari informasi yang diterima dari Kadiskominfo, Statistik dan Persandian Banjar, Dr.Ir.H.M.Farid Soufian,MS , Anugerah Adipura untuk Kota Martapura menjadikan kota ini sudah enem kali berturut-turut meraih penghargaan dari pusat.

“Kita berhasil mempertahankan Adipura untuk keenamkalinya, dengan disertai keberhasilan lain yaitu Plakat Adipura TPA terbaik ketigakalinya. Selain itu, Adiwiyata Mandiri untuk tiga sekolah yang menjadikan Kabupaten Banjar menjadi peraih Adiwiyata terbanyak di Kalimantan Selatan. Sehingga pada tahun ini sudah sembilan sekolah di Kabupaten Banjar yang mendapat predikat Adiwiyata Mandiri, dan satu sekola Adiwiyata Asean,”jelas Farid. Ketiga sekolah pemenang penghargaan Adiwiyata Mandiri itu adalah SD Negeri Jawa 5, SMP Negeri 2 Martapura, dan SMK Negeri 1 Gambut.

Sementara Boyke Trisetyanto selaku Kepala Dinas LH Kabuapten Banjar, mewakili Pemkab Banjar, mengucapkan selamat kepada ketiga sekolah tersebut. “Mudah-mudahan kualitas lingkungan di masing-masing sekolah dapat dipertahankan, sehingga nilai-nilai dan perilaku kepedulian terhadap lingkungan dapat diwariskan dan dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari oleh para peserta didik, maupun staf pengajar dan pendidik di masing-masing sekolah. Mudah-mudahan prestasi ini juga diikuti sekolah lainnya di Kabupaten Banjar,” harap Boyke.

Pada masa yang akan datang pembinaan sekolah-sekolah Adiwiyata ini akan dilaksanakan secara bersama-sama dan terpadu oleh Dinas Pendidikan dan Dinas LH, melalui Pepadah (Pembinaan Terpadu Sekolah-sekolah Adiwiyata). Melalui program ini, nilai-nilai fisik Adiwiyata akan ditingkatkan, oleh karena itu penyaringan sekolah-sekolah Adiwiyata pun akan diperketat.

Adanya dukungan dari sektor swasta terhadap usaha-usaha pelestarian lingkungan, pengendalian pencemaran, serta penegakan hukum dalam bidang LH menjadi penyemangat tersendiri bagi penggiat-penggiat LH. Adapula program Gambut Hanyar Babungas yang diharap menjadi model pengembangan kemitraan pembangunan berkelanjutan, di mana pemerintah, swasta, dan masyarakat membentuk sinergitas dalam berbagai kegiatan.

Keberagaman prestasi yang diperoleh tahun ini menjadi suatu bukti bahwa pengelolaan lingkungan di Kabupaten Banjar diselenggarakan secara merata di berbagai bidang kegiatan. “Peran serta semua pihak diharapkan dapat lebih ditingkatkan sehingga Adipura Kencana dapat kita rebut kembali,” bebernya.

Berbagai program dan terobosan di bidang LH akan terus digalakkan mulai dari pelayanan publik Pinandu LH, Pelayanan Terpadu LH, peningkatan kualitas udara, air dan tutupan lahan, hingga penegakan hukum Gemas Darling (Gerakan Masyarakat Peduli dan Sadar Lingkungan).

“Berbagai upaya ini kita lakukan bukan semata-mata untuk mendapatkan Adipura saja tapi lebih pada kecintaan kita dalam pelestarian lingkungan di Kota Martapura, khususnya, dan di Kabupaten Banjar pada umumnya. Sekali lagi perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung diraihnya berbagai prestasi ini. Semoga semua yang telah kita kerjakan menjadi bagian dari amal shalih, yang seharusnya kita kerjakan selama kita hidup di dunia,” ujar Boyke.

Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Djati Witjaksono Hadi kepada pers menerangkan, setelah berbagai kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) Tahun 2017 dilaksanakan sejak bulan Juni lalu, kini puncak acara peringatan HLH Tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2017 di kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Acara puncak HLH tahun ini sangat istimewa, karena dihadiri oleh  Presiden RI Joko Widodo yang memberikan  penghargaan bidang lingkungan hidup dan kehutanan secara simbolik, dan melakukan penanaman pohon di Arboretum Lukito Aryadi, sebagaiLandmark Hutan Indonesia. Presiden Joko Widodo menanam pohon Jati (Tectona grandis) dan Menteri LHK Siti Nurbaya akan menanam pohon Pala (Myristica fragrance), kemudian Presiden juga melakukan penandatanganan prasasti Landmark Hutan Indonesia pada kayu fosil.

Pembukaan HLH secara resmi dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tahun 2017, Pekan Nasional Perubahan Iklim (PNPI), dan Kemah Generasi Lingkungan untuk Konservasi, yang dilaksanakan secara bersamaan pada tanggal 2-4 Agustus 2017.

Pada kesempatan ini, Presiden Joko Widodo dan Menteri LHK Siti Nurbaya memberikan empat jenis penghargaanutama yang diberikan kepada perorangan, kelompok, kepala daerah dan sekolah yang telah turut berpartisipasi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, yaitu Kalpataru, Adipura, Adiwiyata, dan Nirwasita Tantra.

Penghargaan secara simbolik diberikan oleh Presiden Joko Widodo yang terdiri dari 10 Kalpataru, 16 Adipura, 6 Adipura Kencana, 116 Anugerah Adipura, 24 Adiwiyata, dan  9 Nirwasita Tantra untuk 3 gubernur, 3 bupati, dan 3 walikota.

Sebelum meninggalkan Kompleks Manggala Wanabakti, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri LHK menyempatkan diri untuk menyapa 500 peserta Kemah Generasi Lingkungan untuk Konservasi, dan meninjau stand PNPI. Setelah itu, Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan kepada para peserta Rakernas Tahun 2017, tentang perspektif pembangunan ekonomi dan lingkungan melalui konsep ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, sesuai dengan tema Rakernas yaitu “Untuk Hutan, Lingkungan dan Perubahan Iklim Berkeadilan”.

Tema HLH tahun 2017 adalah “Connecting People to Nature” (Menyatu dengan Alam), dan bertujuan untukmeningkatkan kesadaran masyarakat akan  pentingnya isu lingkungan, mendorong keterlibatan  dan keaktifan masyarakat dalam upaya perlindungan lingkungan, dan sebagai ruang introspeksi tentang kondisi lingkungan yang telah dicapai selama setahun ini.

Comments
Loading...