ICMI TIDAK SEKEDAR JUAL PROGRAM, TAPI APLIKASI

MARTAPURA. Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang terlahir pada tanggal 7 Desember 1990 di Kota Malang dan dideklarasikan oleh BJ Habibie, bukanlah sebuah kebetulan belaka, akan tetapi bertalian erat dengan arus zaman yang semakin deras, baik di kawasan lokal, nasional hingga dunia internasional.

Dari pertemuan 22 tahun yang lalu inilah, melahirkan sebuah wadah yang menampung para generasi baru kaum santri yang intelek, berwawasan, berbudaya kelas menengah serta mendapat tempat pada institusi-institusi modern.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Organisasi Daerah ICMI Kabupaten Banjar, H Pangeran Abidinsyah S.Sos MM, ketika menyampaikan sambutan tertulis Bupati Banjar, dalam acara Pembukaan Workshop ICMI Hijrah Moral Untuk Kebangkitan Indonesia, Sabtu 15 September 2012, di Aula Barakat, Martapura.
Menurut Abidinsyah, agar keberadaan ICMI benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas, maka ICMI bertekad tidak sekedar menjual program semata, tapi yang terpenting adalah aplikasi. ICMI mampu bergerak dan tetap istiqamah hingga sekarang berkat dukungan dari Dewan pakar serta para alim ulama. Program ke depan adalah membentuk Pengurus-pengurus ICMI di tingkat kecamatan.
Dia berharap, agar seluruh anggota pengurus ICMI dan masyarakat pada umumnya selalu mengukuhkan tali silaturrahim. Yang pada akhirnya, para cendikiawan muslim dapat masuk ke jajaran birokrasi pemerintahan, karena tujuan pembentukan ICMI untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat Indonesia yang madani di bawah ridha ALLAH SWT, dengan cara meningkatkan mutu keimanan dan ketaqwaan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.
Sebelumnya, Ketua Orwil ICMI Kalimantan Selatan Hasan Zain SPp, dalam sambutan singkatnya menjelaskan bahwa degradasi moral bangsa saat ini semakin memprihatinkan, contohnya korupsi yang merasuk ke sendi-sendi terkecil kehidupan masyarakat, hal ini disebabkan manusia terjangkit satu penyakit, yakni penyakit cinta dunia dan takut akan mati.
Oleh sebab itu, Hasan Zain mengajak agar para Intelektualist muda Islam jangan hanya berpangku tangan. Selagi masih muda jangan lupakan untuk selalu belajar ilmu-ilmu agama, terutama ilmu Ma

Comments
Loading...