BANJARSAPA PLUS RAIH PENGHARGAAN IGA 2019 TINGKAT KABUPATEN BANJAR
Bertepatan pada puncak Hari Jadi Kabupaten Banjar yang ke 69, Kamis, 22/08/2019, Inovasi Banjarsapa Plus (Batanam Banih Jajar Legowo Sekali Mewiwit Dua Kali Panen) yang merupakan inovasi terobosan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kab. Banjar masuk 5 besar dalam Penilaian indeks inovasi daerah  dan mendapatkan penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2019 tingkat Kabupaten Banjar oleh Bupati Banjar KH. Khalilurrahman yang juga didampingi oleh Wakil Bupati Banjar H. Saidi Mansur. Penghargaan tersebu diterima langsung oleh Kepala Dinas TPH  Ir. H. Muhammad Fachry, MP.
Fachry mengatakan bahwa penghargaan ini adalah penghargaan inovasi kedua yang diperoleh Dinas kami, yang sebelumnya pada tahun 2018 Banjarsapa Plus juga mendapat menghargaan dalam kompetisi Inovasi pelayanan publik (sinovik) di lingkup pemerintah Kab. Banjar.
Banjarsapa Plus ini merupakan Startegi untuk mempertahankan julukan Kab. Banjar sebagai Kindai Limpuar, karena dengan Banjarsapa Plus ini kita menerapkan intensifikasi yang memadukan pola tanam antara teknologi jarwo super yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian dengan teknologi sawit dupa yang merupakan teknologi spesifik lokasi masyarakat Banjar (Indigenous Knowledge) papar Fachry.
Di Tempat yang sama innovator Banjarsapa Plus Ir. Hj. Retno Sri Murwani, MP menjelaskan tentang inovasi Banjarsapa Plus yang merupakan perpaduan sistem Tanam Jarwo Super dengan Sawit Dupa pada tanaman padi agar produksi dan produktivitas meningkat. BANJARSAPA merupakan inovasi untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 % (bertanam satu kali setahun) menjadi 180 % (bertanam padi unggul dan lokal selama setahun). Jadi 20% Iuas lahan dipakai untuk ampak/lacak padi lokal, 80% lahan ditanami padi varietas unggul dimusim hujan, penanaman padi varietas unggul pada saat pelaksanaan ampak/lacak padi varietas lokal biasanya pada bulan September/Oktober karena pada persemaian pada persemaian padi lokal dilakukan 3 tahap yaitu taradak-ampak-lacak pada proses persemaian ini memerlukan waktu 3 bulan sampai bibit padi lokal siap tanam dilapangan. Pada bulan Februari-Maret padi varietas unggul panen, kemudian dilanjutkan penanaman padi varietas lokal seluruh lahan (100%) pada bulan Maret-April, dan padi lokal akan dipanen pada bulan Agustus total pertanaman padi menjadi 180%. BANJARSAPA PLUS tidak hanya meningkatkan penyediaan pangan berupa padi, tetapi dengan adanya kata PLUS meningkatkan diversifikasi tanama karena memadukan antara padi dan tanaman pangan dan hortikultura seperti kedelai, terong, tomat, kacang panjang, cabe rawit, cabe besar, dan sayuran daun lainnya yang ditanam pada pematang sawah. Selain itu, juga dapat dipadukan dengan tanaman Refugia yang juga berfungsi sebagai habitat musuh alami sehingga secara tidak langsung kita sudah melakukan pengendalian tanaman dari serangan Hama dan penyakit Tanaman.
Kepala Bidang teknologi pertanian Dinas TPH Banjar Ir. Hj. Candra Dewi mengatakan bahwa Banjarsapa Plus ini sejak tahun 2017 sudah kita lakukan kaji terap pendakatan inovasi Banjarsapa Plus sebanyak 10Â lokasi, percontohan Banjarsapa Plus di 5 Kecamatan serta 3 lokasi penelitian tentang Banjarsapa Plus, sehingga secara teknis Inovasi Banjarsapa Plus ini sudah berjalan lancar dilapangan Ujar Candra. Target Banjarsapa Plus pada tahun 2018 sekitar 3.000 ha dan realisasinya melebihi target, realisasi Banjarsapa Plus tahun 2018 sekitar 3.295 ha dan pada tahun 2019 target Banjarsapa Plus sekitar 5.000 ha, ungkap Nurul Chatimah, SP, MP selaku Kepala Bidang tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas TPH Kab. Banjar
Source:: DTPH