BAPPEDALITBANG BANJAR GELAR EKSPOSE ANTARA KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH 2025
MARTAPURA – Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) menggelar Ekspose Antara penyusunan Kajian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PUD) Tahun 2025. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bappedalitbang yang diwakili Sekretaris Bappedalitbang Hanafi, didampingi Kabid Litbang dan Inovasi, Nuri Ansyari, Selasa (23/9/2025) pagi di Aula Baiman.
Dalam sambutannya, Hanafi menegaskan pentingnya kajian ini sebagai pijakan dalam menyusun arah kebijakan pembangunan daerah. “Ekspose ini bukan hanya forum formalitas, tapi menjadi wadah untuk menguji hasil kajian agar nantinya benar-benar bisa memberi dampak nyata dalam pengembangan produk unggulan daerah serta kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Tim peneliti dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska MAB) yang diketuai Hj. Mardiana dan diwakili oleh Zakky Zamrudi, memaparkan hasil analisis sementara kajian. Menurutnya, strategi pengembangan PUD Banjar perlu diarahkan secara lintas sektor mencakup produksi, inovasi, branding, pemasaran, kemitraan, hingga digital marketing.
Metode penelitian yang digunakan meliputi studi literatur, survei lapangan, wawancara dan FGD dengan stakeholder, serta analisis data menggunakan pendekatan SWOT, AHP (Analytical Hierarchy Process), dan Value Chain
“Dengan metode ini, kami dapat memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki daerah, serta merumuskan strategi prioritas untuk sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata sebagai subsektor potensial,” jelasnya.
Dari hasil kajian, beberapa sektor basis ekonomi Kabupaten Banjar di antaranya adalah pertanian, perdagangan besar dan eceran, akomodasi dan makanan-minuman, real estat, pendidikan, kesehatan, serta jasa lainnya. Data menunjukkan subsektor perikanan budidaya (patin, nila, lele), pertanian pangan (padi, jagung, ubi kayu), perkebunan (karet, kelapa sawit), hingga pariwisata religi dan alam memiliki kontribusi besar bagi ekonomi daerah.
Selain itu, tren ekonomi kreatif dan digital marketing dinilai menjadi peluang besar untuk memperluas pasar produk lokal Banjar agar mampu bersaing di tingkat regional maupun nasional.
Kabid Litbang dan Inovasi, Nuri Ansyari, menambahkan bahwa hasil kajian ini akan menjadi masukan strategis bagi pemerintah daerah dalam menyusun roadmap pembangunan ekonomi lokal.
“Kami ingin produk unggulan Banjar tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga mampu menembus pasar nasional bahkan internasional. Untuk itu diperlukan sinergi multipihak agar strategi yang dirumuskan benar-benar implementatif,” tuturnya.
Bappedalitbang menargetkan hasil akhir kajian ini dapat menjadi rujukan dalam penyusunan program lintas OPD, promosi investasi, hingga kebijakan pemberdayaan UMKM. Dengan demikian, pengembangan produk unggulan daerah tidak hanya memperkuat identitas ekonomi Banjar, tetapi juga memberi kontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.(Ione/Brigade Bappedalitbang)
Source:: BAPPEDA