BAPPEDALITBANG KABUPATEN BANJAR, HADIRI SEMINAR STRATEGIS BRIDA KALSEL BAHAS INDEKS PEMBANGUNAN PEMUDA

BANJARBARU – Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Bappedalitbang, Nuri Ansyari, menghadiri Seminar Proposal Kajian Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) yang digelar oleh BRIDA Provinsi Kalimantan Selatan. Bertempat di aula BRIDA Kalsel, seminar ini menjadi wadah diskusi penting dalam merumuskan arah kebijakan pembangunan pemuda yang lebih inklusif dan strategis.

Seminar yang dibuka oleh Sekretaris BRIDA Kalsel, Hadi Safitri, turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan dari SKPD provinsi, seperti Bappeda, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta perwakilan dari dinas terkait kabupaten/kota se-Kalsel salah satunya Bappedalitbang Kabupaten Banjar.

Dalam pemaparannya, Ketua Tim Peneliti, Herry Pradana, menyoroti berbagai isu strategis kepemudaan di Kalimantan Selatan, termasuk tingginya angka pengangguran pemuda yang mencapai 15,43% di Kota Banjarmasin—lebih tinggi dari rata-rata nasional. Selain itu, isu perkawinan usia anak dan kelompok NEET (Not in Education, Employment or Training) turut menjadi perhatian utama.

“Pemuda menjadi ujung tombak pembangunan daerah. Namun, fakta menunjukkan masih banyak tantangan yang dihadapi, termasuk rendahnya partisipasi pendidikan lanjutan dan keterlibatan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,” jelas Herry​

Rokhyatin Effendi, Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kalsel, mengungkapkan bahwa meskipun capaian nilai IPP Kalsel mengalami peningkatan signifikan dari 50,17 (2022) menjadi 54,67 (2023), namun peringkat Kalsel di level nasional belum memuaskan. “Partisipasi pemuda dalam organisasi dan kegiatan sosial masih rendah, dan ini perlu kajian lebih mendalam,” tegasnya​

Sementara itu, Agnes Margaretha dari Bappeda Provinsi Kalsel memaparkan pentingnya Rencana Aksi Daerah (RAD) Pelayanan Kepemudaan sebagai instrumen kebijakan yang terkoordinasi lintas sektor. Menurutnya, perpres terbaru (Nomor 43 Tahun 2022) harus dijadikan semangat baru untuk mengoptimalkan peran pemuda dalam pembangunan.

“Pemuda adalah fondasi masa depan bangsa. Dengan memberikan akses pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi yang luas, kita menciptakan generasi pemimpin masa depan yang kuat,” ujar Agnes​

Menanggapi kegiatan seminar ini, Nuri Ansyari menegaskan dukungan penuh Bappedalitbang terhadap kajian tersebut. “Kami memandang kajian ini sebagai langkah strategis dalam menyusun kebijakan pembangunan pemuda yang tepat sasaran. Data dan analisis yang disampaikan menjadi landasan penting bagi pengambilan kebijakan daerah, termasuk dalam upaya pengurangan angka pengangguran dan pernikahan usia anak,” ujarnya.

Kabupaten Banjar disebut sebagai salah satu wilayah dengan angka perkawinan usia anak tertinggi di Kalsel. Masalah ini, menurut para narasumber, memiliki korelasi langsung dengan tingginya angka stunting dan rendahnya kualitas pendidikan serta kesehatan remaja perempuan.

Diharapkan, hasil akhir dari kajian ini akan melahirkan strategi dan rekomendasi kebijakan yang tidak hanya meningkatkan nilai IPP Kalimantan Selatan, tetapi juga membuka ruang partisipasi pemuda yang lebih luas dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik daerah.(Ione/Brigade Bappedalitbang)

Source:: BAPPEDA

Comments
Loading...