BAPPEDALITBANG KEMBALI GELAR LABORATORIUM INOVASI, FOKUS PADA IDE APLIKATIF DAN SOLUSI

MARTAPURA – Dalam rangka menggali potensi dan memacu lahirnya ide-ide inovatif di lingkungan birokrasi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banjar kembali menyelenggarakan kegiatan Laboratorium Inovasi Tahun 2025. Kegiatan ini merupakan kerja sama strategis dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI dan telah memasuki tiga tahap penting: Drump-Up, Diagnose, dan Design.

Kegiatan resmi dibuka Sekretaris Bappedalitbang Hanafi, didampingi Kepala Bidang Litbang dan Inovasi Nuri Anyari pada Senin pagi, 19 Mei 2025, melalui Zoom Meeting Virtual yang diselenggarakan dari Aula Bauntung, Bappedalitbang Banjar. Sementara para inovator dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mengikuti kegiatan dari tempat kerja masing-masing secara daring.

Dari pihak LAN RI, hadir Direktur Direktorat Advokasi dan Pengembangan Kinerja Kebijakan, Seno Hartono, yang turut mendampingi dua narasumber utama yakni Hesti Annisa dan Rengga Vernanda. Keduanya memberikan materi dan arahan teknis yang komprehensif dalam sesi diskusi inovasi, sebagai bagian dari proses pendampingan ide yang sistematis dan aplikatif.

Dalam sambutannya, Hanafi menekankan bahwa Laboratorium Inovasi menjadi wadah penting bagi aparatur sipil negara untuk mengembangkan pola pikir yang kreatif dan terstruktur. Ia berharap, hasil dari kegiatan ini tidak hanya bersifat konseptual, melainkan benar-benar mampu menjawab permasalahan nyata di lapangan.

“Kita ingin inovasi yang dihasilkan bersifat aplikatif, bukan hanya berhenti pada tataran ide,” ujarnya tegas.

Senada dengan itu, Seno Hartono menuturkan bahwa inovasi kini menjadi kebutuhan strategis, bukan sekadar pilihan. Menurutnya, birokrasi yang adaptif dan berorientasi solusi akan mampu meningkatkan daya saing daerah. Ia juga memberikan apresiasi atas komitmen Kabupaten Banjar yang konsisten mengikuti program Laboratorium Inovasi sejak 2017 hingga kini, bahkan berhasil meraih Niagara Award dari LAN RI atas pencapaian inovasi pada tahun sebelumnya.

Dalam sesi bertajuk Menyusun Ide Inovasi di Kabupaten Banjar, Hesti Annisa membimbing peserta untuk merumuskan ide secara sistematis, mulai dari identifikasi masalah hingga perencanaan implementasi. Ia menekankan pentingnya keselarasan antara ide, tujuan, serta sumber daya yang tersedia. “Ide inovasi yang baik harus realistis dan terukur, tidak hanya kreatif,” ujarnya.

Rengga Vernanda melengkapi materi dengan menekankan pendekatan partisipatif dalam proses inovasi. Menurutnya, melibatkan berbagai pemangku kepentingan sejak awal akan memperbesar peluang keberhasilan suatu gagasan.

Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi aktif dari para inovator SKPD, yang saling bertukar gagasan serta menyampaikan tantangan di unit kerja masing-masing. Laboratorium Inovasi 2025 diharapkan mampu menghasilkan program nyata yang mendorong pelayanan publik yang lebih inovatif dan berkualitas di Kabupaten Banjar.(Ione/Brigade Bappedalitbang)

Source:: BAPPEDA

Comments
Loading...