BUDAYA BANJAR MUTLAK DILESTARIKAN

 

 

 

Kita ketahui bersama, Kabupaten Banjar merupakan wilayah yang kaya akan budaya, bahkan seni kebudayaan Banjar sudah sangat terkenal di seluruh wilayah Nusantara, untuk itu pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga selalu berusaha agar kebudayaan dan kesenian banjar tersebut terus dilestarikan.
Hal tersebut dikatakan Bupati Banjar Sultan H. Khairul Saleh melalui Asisten II Setda Banjar Dr. Hary Supriyadi saat membuka Diklat Kehidupan Budaya Banjar Tahun 2013 pada, Senin 19 Maret 2013 di Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (DISBUDPARPORA) Kabupaten Banjar.
Sultan H. Khairul Saleh mengingatkan, semakin derasnya arus informasi yang masuk ke tanah air, tidak terkecuali di Kabupaten Banjar jika tidak diimbangi dengan kekuatan untuk memfilter diri, maka tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan budaya luar diterima sebagai gaya hidup modern yang dapat menggeser nilai-nilai budaya kita yang telah mengakar dan menjadi nilai-nilai positif dalam kehidupan masyarakat Banjar.

Ia juga mengamati, Belakangan ini ikatan kekerabatan mulai longgar dibanding dengan masa yang lalu, orientasi kehidupan kekerabatan lebih mengarah kepada intelektual dan keagamaan. Emosi keagamaan masih jelas tampak pada kehidupan seluruh suku bangsa yang berada di Kalimantan Selatan.
 Urang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan relegi, melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi, dan asimilasi. Sehingga tampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan tradisi dan ketuhanan (Tauhid).
Ketua Panitia Diklat Kehidupan Budaya Banjar tahun 2013 H. Abdul Gani Fauzi melaporkan, tujuan diselenggarakannya Diklat tersebut adalah untuk melestarikan dan mengembangkan Budaya Banjar, serta menjaganya agar tetap ada dan lestari sehingga generasi muda Banjar kedepan dapat mengetahui tentang budaya Banjar tersebut.
Peserta yang mengikuti Diklat tentang kehidupan budaya Banjar adalah para tenaga pendidik dari tingkat SD, SLTP, SLTA sederajat se Kabupaten Banjar serta balai arkeologi Banjar yang berjumlah 50 orang.
Narasumber bersal dari budayawan provinsi Kalimantan Selatan yakni Datuk Cendikia Hikmadiraja Taufik Arbain, dari Fisip Unlam Banjarmasin, Datuk Pemangku Adat Syarifuddin R dari Dewan Kerajinan Daerah, Muklis Maman dari Taman Budaya Banjarmasin, serta Tajudin Nor Gani  seniman Kal-Sel. Dengan materi Diklat Sosial Budaya Banjar, Kearipan Budaya Banjar, Seni Pertunjukan Budaya Banjar dan Sastra Banjar.

 

 

 

Comments
Loading...