Bupati Banjar Hadirkan Solusi Isu Ketahanan Pangan Kabupaten Banjar
Martapura, InfoPublik – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Dewan Ketahanan Pangan guna membahas terkait isu terkini Ketahanan Pangan di Kabupaten Banjar, di salah satu ballroom hotel Kertak Hanyar, Rabu (23/10/2019).
Acara Rakor tersebut dihadiri dan dibuka langsung oleh Bupati Banjar H Khalilurrahman, hadir juga Ketua TP PKK Banjar Raudhatul Wardiyah, perwakilan Dinas Ketahanan Pangan Prov. Kalsel, serta kepala SKPD terkait lingkup Pemkab Banjar dan juga beberapa Narasumber.
Bupati Banjar Khalilurrahman menyampaikan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, mengamanatkan bahwa terwujudnya ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Menurut bupati, keduanya diperlukan komunikasi, koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi yang kuat dalam upaya mewujudkan kemandirian, kedaulatan, dan ketahanan pangan.
“Melalui Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjar pada hari ini, saya nilai memiliki arti yang sangat penting, mengingat banyak negara yang masih dihadapkan pada krisis pangan yang ditandai dengan kenaikan harga bahan pangan di pasaran dunia. Hal ini juga telah memicu naiknya harga beberapa komoditas pangan di dalam negeri yang tentu saja memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ketahanan pangan kita,” kata Bupati Banjar.
Ia juga menyampaikan masalah lain, yang menjadi persoalan pada bidang pangan adalah menyangkut aspek konsumsi. Saat ini konsumsi sebagian besar masyarakat masih didominasi oleh beras. Sementara, konsumsi bahan pangan lainnya seperti umbi – umbian, kacang – kacangan, pangan hewani, serta sayur dan buah masih di bawah anjuran.
“Pola konsumsi yang baik adalah pola konsumsi yang dapat memberikan asupan gizi yang cukup yang dapat meningkatkan intelegensia khususnya bagi balita dan anak – anak,” tandas dia.
Kemudian Guru Khalil sapaan akrab Bupati Banjar tersebut, juga mengatakan masalah yang dihadapi petani untuk dapat meningkatkan produksinya, seperti alih fungsi lahan pertanian, terbatasnya luas lahan yang dikelola, rendahnya produktivitas karena rendahnya penerapan teknologi, masih cukup tingginya kerusakan tanaman akibat serangan organisme pengganggu tanaman, bencana alam.
“Berbagai persoalan tersebut, menyebabkan kita semakin khawatir akan meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami rawan pangan seperti kasus gizi kurang, gizi buruk, dan stunting. Untuk itu saya mengajak, mari bersama – sama berupaya untuk memecahkan berbagai persoalan tersebut,” katanya.
Guru Khalil mengungkapkan, menghadapi isu-isu tersebut, ialah memantapkan ketersediaan pangan untuk menuju kemandirian pangan, mendorong petani untuk memanfaatkan momen naiknya harga pangan dengan meningkatkan produksi pangan, dan secara konsisten berupaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan pengangguran.
Memberikan dorongan kepada masyarakat untuk melakukan diversifikasi konsumsi pangan dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan tertentu, mengembangkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), dan melakukan pengawasan dan stabilitas harga gabah serta inspeksi pasar menjelang Hari – Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN).
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Banjar Eddy Hasby mengatakan, ketahanan pangan adalah masalah kompleks, karena itu penanganannya harus dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan dari sektor pertanian, kesehatan, pendidikan, perdagangan dan lainnya.
“Terima kasih kepada Badan, Dinas, Instansi terkait serta Dewan Ketahanan Pangan yang hadir dalam Rakor ini, sehingga kita dapat membahas menyelasaikan ruang lingkup permasalahan-permasalahan Ketahanan Pangan di Kabupaten Banjar ini,” ungkapnya.
Eddy juga menyampaikan bahwa, pigaknta juga menyiapkan aplikasi layanan “Food Corner Durabillity” yang menyajikan berbagai data yang berkaitan tentang Ketahanan Pangan dalam rangka meningkatkan SDM yang sehat kuat dan berkualitas di Kabupaten Banjar. (MC Kominfo Kab. Banjar/Ags/Prs)
Source:: MEDIA CENTER BANJAR