MANGGIS MERAH SANG JUARA
Di pulau Kalimantan Garcinia mangostana merupakan jenis Manggis yang telah dibudidayakan di kebun, sedangkan Garcinia forbesii (Mundar) merupakan jenis Manggis yang terdapat di hutan alami dan juga telah mulai dibudidayakan dikebun.
Buah mundar, hmm.. namanya terdengar asing di telinga yah? Buah mundar adalah salah satu buah langka yang berasal dari Indonesia dan populer dengan nama manggis merah atau red mangosteen, orang Banjar -Kalimantan Selatan menyebutnya dengan nama Mundar.
Mundar merupakan salah satu tanaman buah yang masih satu kerabat dengan manggis. Termasuk dalam ordo Guttiferales, famili Guttiferae, genus Garcinia, dan spisies Garcinia forbesii. Tanaman yang tergolong ke dalam tanaman keras/tahunan (paranual) tersebut masih dapat ditemukan di beberapa Kabupaten di Kalimantan Selatan diantaranya di Kabupaten Banjar, Tapin, dan Hulu Sungai.
Kerabat buah Manggis (Garcinia sp.) di kawasan Asia Tenggara yang dapat dimakan dilaporkan terdapat sekitar 30 jenis, tetapi kebanyakan rasa buahnya agak asam karena kandungan asam sitratnya tinggi (Jansen, 1991). Tercatat ada 21 jenis Garcinia asli Indonesia yang dapat dimakan, 5 jenis diantaranya telah dibudidayakan (Uji, 2007). Menurut Siregar (2005) terdapat 12 jenis Manggis di Kalimantan, 6 jenis hanya terdapat di hutan alami, 3 jenis telah ditanam di kebun dan 3 jenis terdapat dihutan dan kebun.
Bentuk buahnya bundar, karenannya masyarakat setempat menyebutnya buah mundar atau bundar. Dicirikan dengan buah yang berwarna merah cerah, berbentuk bundar, berkulit buah yang tipis dan lunak. Bunga dan buah menempel diranting/dahan. Daging buah berwarna putih, dengan rasa asam-manis, semakin dekat ke biji akan terasa asam segar. Berat setiap buahnya berkisar 40-60 gram. Warna kulitnya merah menyerupai buah plum. Kulitnya berasa asam dengan getah khas seperti getah manggis berwarna kuning. Aroma buah ini juga mirip sekali dengan buah manggis.
Mundar merupakan kerabat Manggis dengan buah yang lebih kecil dari Manggis, bentuk buah bundar, kulit berwarna merah dan tipis dengan isi buah putih dengan rasa yang manis asam. Mundar berbuah lebih produktif dibanding Manggis. Sepanjang ranting muncul buah berkelompok 2 sampai 7 butir.
Buah Mundar walaupun tidak sepopuler Manggis, namun buah ini potensial untuk dikembangkan sebagai buah meja seperti Manggis. Buah Mundar merupakan buah yang sudah mulai jarang ditemukan di Kalimantan Selatan dan umumnya telah berumur sangat tua. Perbanyakan buah Mundar agak susah, karena bijinya yang sangat kecil susah ditumbuhkan melalui biji. Perbanyakan buah Mundar sudah mulai dilakukan dengan cara cangkok maupun okulasi. Perbanyakan melalui okulasi atau sambung agak sulit dilakukan, karena kesulitan dalam mendapatkan batang bawah dari Mundar.
Pada Kontes durian dan pameran buah eksotik 2019 serta kegiatan
Makan durian dan buah lokal bersama paman birin dan pemerintah kab/kota sekalsel yang berlokasi di kiram park. Kabupaten Banjar Melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kab. Banjar ikut serta dalam mensukseskan acara tersebut dan memamerkan beberapa kerabat buah eksotik kab. Banjar seperti Kerabat mangga (Kuini, Hampalam, hambawamg Putaran, Kasturi Mawar, Kasturi Biasa, Kasturi palipisan, KastuRi Rawa2, Binjai Madu/wanggi, Binjai Masam), Kerabat rambutan (Garuda, Antalagi, Timbul, Batuk, Maritam), kerabat Jeruk (Jeruk Siam Banjar, limau Kuit, Jeruk pamelo), Kerabat manggis (Manggis, Mundar), Kerabat langsat (langsat, Selat), kerabat Rambai (jejantik, Kapul), Kerabat mentega (Mentega, Kacapuri), dan Kerabat eksotik lainnya (kepel, balangkasua, kalangkala, kuranji, ramania hintalu, ramania harang, ketapi suntul, Gitaan). Pada kontes buah eksotik. alhamdulilh pada saat pengumuman juara ternyata si manggis merah ini merupakan salah satu juara dari buah lokal kategori favorit Enak, sejajar dengan buah kapul burung dari kab. Tabalong untuk kategori favorit unik dan buah Trako dari Balangan untuk kategori langka.
Bupati Banjar KH.Khalillurahman mengatakan bangga atas prestasi yang didapatkan Kab. Banjar, buah mundar kita terpilih sebagai buah eksotik kategori favorit
Enak. Mengingat potensi yang besar tersebut, saya selalu menyampaikan kepada
Jajaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kab. Banjar berserta seluruh masyarakat
khususnya para petani di daerah sentra produksi buah-buahan untuk terus
mengembangkan komoditas tersebut sesuai potensi buah-buahan setempat
serta melakukan pemeliharaan tanaman dan kebun secara intensif, sehingga
dalam beberapa tahun kedepan maka akan berkembang sentra produksi buaha-
buahan baru yang tidak hanya mampu menghasilkan produk buah yang banyak
tapi juga buah yang berkualitas.
Ir. H. Muhammad Fachry, MP selaku kepala Dinas TPH Kab. Banjar. Mengatakan Daerah kita terkenal sebagai penghasil buah-buah lokal dan merupakan
buah eksotik khas Banjar, namun saat ini keberadaannya semakin langka.
Buah-buah eksotik ini merupakan kekayaan alam kita yang tidak ada didaerah
lain, sehingga sangat disayangkan jika lambat laun akan punah, karena tidak
dibudidayakan dan pohonnya semakin tua. Oleh karenanya itu kami dari jajaran Dinas TPH Kab. Banjar  terus melestarikan dan mengembangkan sebagai kekayaan
Plasma Nuftah daerah kita Kabupaten Banjar.
Menurut Dr. Ir Mohammad Reza Tirtawinata, MS, Direktur R&D Mekarsari Research Station sekaligus Kepala Yayasan Durian Nusantara mengatakan bahwa Mundar tergolong buah langka dan hanya dijumpai di ladang atau di hutan, utamanya di daerah Kalimantan selatan. Bila sedang musim panen, buahnya sesekali tampak dijual di pasar desa. Belum ada yang jual bibit atau cangkokannya. Buahnya lebih kecil dari manggis, bisa dimakan, enak, hanya tekstur dagingnya tidak selembut manggis. Rasanya manis, tetapi semakin dekat ke bijinya akan semakin asam. Kulitnya lunak dan lebih tipis dari manggis. Rasa kulitnya asam segar dan dapat dibuat minuman berkhasiat anti-oksidan tinggi. Bila dijerang air mendidih, warna sirupnya merah bening sangat menawan ujarnya.(Nv/Rz)
Source:: DTPH