Sesditjen Aptika Tegaskan Keamanan Siber Jadi Isu Penting

Keamanan siber hingga saat ini menjadi isu yang sangat penting. “Di mana dibutuhkan keamanan informasi dalam perlindungan informasi dan ketahanan siber dalam perlindungan infrastruktur vital dan kritis,” kata Sekretaris Ditjen Aplikasi Informatika Mariam F. Barata dalam Program Stream “Cyber Security” di Indonesia-Australia Digital Forum 2018 di Fairmont Hotel, Jakarta,   Rabu (31/01/2018).

“Berdasarkan Indonesia Cyber Security Report 2018 oleh ID-SIRTII, total serangan tahun 2017 mencapai 205,5 juta serangan, meningkat 66%. Tahun 2017 lalu juga terjadi situasi kritis serangan Wannacry Ransomware. Segala ancaman dan insiden ini memperlihatkan bahwa mutlak dibutuhkan keamanan informasi untuk melindungi informasi, serta ketahanan siber bagi perlindungan infrastruktur yang vital dan kritis,” papar Sesditjen Mariam.

Lebih lanjut Mariam menjelaskan hasil survei APJII Tahun 2016, penetrasi pengguna internet sebesar 132,7 juta atau 51,8%. Menurutnya, kondisi itu merupakan potensi besar sekaligus tantangan masyarakat Indonesia di dunia siber. “Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat melalui transaksi dan aktivitas secara elektronik dan digital,” jelasnya.

 

Senada dengan Sesditjen Aptika, Head of the Australian Cyber Security Centre and Special Advisor to the Prime Minister on Cyber Security, Alastair MacGibbon, menganggap bahwa keamanan siber dapat menjadi peluang dalam masa depan digital. “Kita di sini bukan hanya untuk membahas cyber security sebagai ancaman, namun lebih kepada mendiskusikannya sebagai peluang dalam masa depan digital. The digital is already here. Jika kita bisa mengelolanya dengan baik, cyber security dapat menjadi enabler yang kuat,” jelas MacGibbon.

Sarana Berbagi dalam Sektor Digital

IADF 2018 yang mengangkat tema “Share, Engage, Connect, Collaborate” ini menjadi sarana dalam meningkatkan dan memperluas kerjasama pemerintah dan swasta Indonesia dan Australia pada sektor digital, sekaligus menciptakan ide baru dan sharing best practice untuk berbagai tema sektor.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan IADF 2018 ini, semoga ini bisa menjadi kegiatan tahunan dan ditindaklanjuti dengan kerja sama bilateral berbasis confident building measure (CBM) antara kedua negara,” lanjut Sesditjen Mariam. Kerjasama antar negara dapat dilakukan dalam capacity building sumber daya manusia, kampanye kesadaran bertransaksi elektronik, literasi digital, dan sebagainya

Pada hari pertama pelaksanaan IADF ini, para peserta dapat mengikuti seminar-seminar berupa Stream Programs secara paralel yang membahas lima tema besar, yaitu Fintech dan Start-up, Smart Government, Cyber Security, Digital Health, serta Creative Industries. (VY)

Source:: KOMINFO

Comments
Loading...