PELAKSANAAN LATIHAN PENYULUH PERTANIAN DI BPP KECAMATAN TATAH MAKMUR

Latihan bagi penyuluh pertanian di BPP bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh pertanian tentang hal-hal nyata dan baru sebagai materi dalam membina petani/ poktan/ Gapoktan/ KEP.

Latihan bagi penyuluh pertanian bertempat di BPP diselenggarakan secara rutin setiap 2 minggu sekali.

Latihan dilakukan dengan pendekatan andragogy, pemecahan masalah dapat dikombinasikan dengan pengamatan langsung atau dengan memanfaatkan lahan percontohan di BPP sebagai sarana pembelajaran.

Sesuai Amanat  Surat Keputusan Bupati Banjar No. 188.45/356/KUM/2017 Tentang Penunjukan Kepala Balai Penyuluh Pertanian Penempatan Penyuluh Pertanian dalam Wilayah Kerja Penyuluhan di Kabupaten Banjar maka Petugas Penyuluh Pertanian dalam Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) melaksanakan tugas pengembangan penyuluhan. Pada Selasa (22/5) 2018 KJF diminta untuk menyampaikan materi budidaya kedelai dilahan sawah pasang surut serta analisa usaha taninya.

Uraian singkat materi tentang teknis budidaya kedelai dilahan sawah pasang surut :

Budidaya Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :

  1. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
  2. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
  3. Mengurangi import kedelai.
  4. Menambah kesuburan tanah.
  5. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.

Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih. Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:

  1. Murni dan diketahui nama varietasnya.
  2. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
  3. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak, kecambahnya sehat.
  4. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan biji tanaman lainnya.
  5. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuk.
  6. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.

Keperluan benih per hektar berkisar antara 30 – 50 kg, tergantung    pada :

  1. Jarak tanam yang digunakan.
  2. Ukuran biji ( berat 100 biji)
  3. Daya tumbuh benih.
  4. Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai sangat penting, karena kedelai harus berkecambah dengan sempurna supaya dpat berkembang dengan maksimal, selain itu benih juga memerlukan kelembapan dan oksigen yang cukup.
    Ada beberapa tujuan pengolahan tanah adalah supaya tanah menjadi gembur, pembenaman sisa-sisa tanaman, memecah bongkahan-bongkahan tanah, perataan tanah,  dan pemberantasan rumput.
  5. Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami padi sampai kepermukaan tanah, kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan tugal pada petakan dengan lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
    Diantara  petakan dibuat saluran drainase selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm, diamkan selama 7-10 hari untuk menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan ke dalam tanah yang ditugal.
  6. Inokulasi Rhizobium

Untuk lahan yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur N dari udara. Caranya :

  1. Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
  2. Keringkan dan tumbuk sampai halus.
  3. Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
  4. Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah untuk 10 kg benih,  aduk sampai merata. Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual dipasaran, yang disebut legin, campurkan benih kedelai yang sudah dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.
  5. Penanaman

Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan sebagai berikut :

a.Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.

b.Letakan benih 2 – 3 biji pada lubang tugalan dan  tutup dengan tanah atau abu sekam, abu dapur.

c.Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.

d.Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 – 7  hari setelah tanam.

e.Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X  20 Cm, atau 30 X 15 cm.

  1. Pemupukan

Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman kedelai yaitu, SP 36 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 – 100 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha.

Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :

a.Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.

b.Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya  dengan cara dienclo disamping tanaman.

C.Pupuk susulan II : umur 40 – 45 hari setelah

tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo  disamping tanaman.

Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara membendung saluran drainase antar bedengan hingga air menggenangi bedengan, kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.

  1. Penyiangan

Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 – 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah tanaman selesai berbunga.

  1. Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman kedelai

Analisa Usaha Tani Tanaman kedelai (Asumsi luas lahan 1 Ha)

System monokultur (pertanaman tunggal)

Perkiraan :

  • Hasil/ produksi                                 : 2 Ton atau 2.000 Kg/ Ha
  • Harga Jual/ Kg                                 : Rp. 5.500,-
  • Periode Tanam                 : ± 75 – 100 hari (3 Bulan)

Modal Awal (investasi) :

  • Sewa Lahan/ tahun : Rp. 3.000.000,-
  • Peralatan (cangkul, sprayer dll)                : Rp. 1.500.000,-
  • Harga Benih kedelai Rp.9.000 x 50 Kg   : Rp.    000,-

Total                                                                          : Rp. 4.950.000,-

Biaya Operasional per waktu tanam (3 bulan) :

  • Benih kedelai  50 Kg x Rp. 9.000,-     :   450.000,-
  • Pupuk SP 36 100 Kg x Rp.2.000,-       :  75.000,-
  • Pupuk Urea 50 Kg x Rp. 1.800,-          :  75.000,-
  • Pupuk KCl 50 Kg x  5.000,-                 :  Rp.250.000,-
  • Pestisida 2 Liter x 80.000,-                 :  160.000,-
  • Dolomit 200 Kg x Rp.1.500,-               : Rp.300.000,-
  • Biaya Transport : Rp.450.000,-
  • Upah tenaga kerja 3 x Rp.900.000,-   : Rp. 2.700.000,-
  • Sewa lahan/ bulan : Rp 250.000,-
  • Biaya pemipilan Rp.350,- x 2.000 Kg : Rp.700.000,-

Total                                                                      : Rp.5.410.000,-

Omset per bulan budidaya kedelai :

Hasil penjualan kedelai per waktu tanam ( 3 bulan) = 2.000 Kg x Rp. 5.500,- = Rp. 11.000.000,-

Laba Bersih = Hasil penjualan – Biaya operasional

=  Rp. 11.000.000,- – Rp. 5.410.000,-

=  Rp. 5. 590.000,-

Laba Bersih/ bulan = Rp. 5.590.000,- : 3 bulan

=  Rp. 1.863.000,-

Lama balik modal (BEP) : Total investasi : laba/ bulan

= Rp.4.950.000,- : Rp. 1.863.000,-

= 2.65 bulan atau 1x panen

Dari hasil analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa budidaya kedelai layak untuk diusahakan di lahan sawah pasang surut pada Kecamatan tatah makmur Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. (Dwi/ KJF)

Source:: DTPH

Comments
Loading...