DIREKTUR BUAH DAN FLORIKULTURA KUNJUNGI KAMPUNG MELATI JINGAH HABANG HILIR
Seusai sholat shubuh Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Sarwo Edhy bersama Kasubid tanaman buah Ir. Tommy Nugraha MM berkunjung ke Kampung Melati Kabupaten Banjar yang berlokasi di Desa Jingah Habang Ilir Kec. Karang Intan.
Setiba di Kampung melati, pihaknya di Sambut oleh kepala Dinas Tanaman Pangan dan HortiKultura Kab. Banjar Ir. H. Muhaamad Fachry, MP, beserta Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Camat kecamatan Karang Intan, serta Dr. Emy Rahmawati seorang pakar Ekonomi Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Direktur Buah dan Florikultura berujar baru masuk kebunnya aja sudah wangi apalagi udah panen ujarnya. Karena pada saat itu cuaca sangat mendukung sebab semalam Desa Jingah habang Ilir diguyur hujan sehingga semerbak aroma bunga melati bertambah wangi.
Rombongan dari Direktorat Buah dan Florikultura Kementan Sengaja datang pagi-Pagi karena ingin menyaksikan langsung  para remaja putri dan ibu-ibu para pemetik bunga melati, tutur Pa Direktur. Hijau ranum hamparan kebun bunga melati benar-benar menyehatkan mata dan melegakan jiwa. Perasaan itulah yang dirasakan pa Direktur dan rekanya ketika berkunjung ke  Kampung melati. Semua terpuaskan, sambil menikmati udara segar nuansa pedesaan. Di tempat ini kita bisa menikmati bunga melati putih yang menghampar di ujung dedauann perkebunan milik Pa Ahmadi atau yang akrab disapa pa Andon.
Pagi itu pa Adon bersama teman-teman petani sedang panen bunga melati dikebun miliknya. Bunga melati merupakan produk florikultura yang luar biasa dan bernilai ekonomi tinggi. Menurut pernyataan pa Andon, beliau memiliki kebun seluas 2800 M2, tetapi luas kebun melati di Desa Jingah Habang sekitar 10 ha. Setiap pagi pa Andon dapat memanen sekitar 150 Gelas, yang mana harga melati pada saat itu berkisar Rp. 3.000 , bahkan bisa lebih Rp. 10.000 s/d Rp. 15.000 kalau harga bunga melati lagi bagus. Jadi dapat dibayangkan jika petani memanen bunga melati sekitar 150 gelas setiap paginya dengan harga Rp. 10.000/gelas pendapatan petani setiap pagi sekitar Rp. 1.500.000/ha dan per bulan sekitar Rp. 45.000,000 untuk luasan < 3.000 m. Ini luar biasa sebagai contoh untuk masyarakat sekitar untuk membudidayakan melati, jelas Eddy.
Ia juga mengatakan bahwa bunga melati dapat berproduksi 12 s/d 15 tahun kalau pemeliharaannya dilakukan secara intensif terutama dalam hal pemangkasan, disamping itu Pengembangan bunga melati di Indonesia sangat menjanjikan, pasalnya negara tropis, Indonesia memiliki alam dan sumberdaya cocok untuk tanaman hias, khususnya melati di Kabupaten Banjar.
Bunga melati merupakan tanaman hias genus semak perdu dengan batang tegak dan hidup tahunan. Setidaknya ada 200 spesies melati yang tumbuh di daerah tropis. Bunga melati banyak dibudidayakan karena aromanya khas, bentuk mungil, warna indah dan berbagai manfaat dan lebih menguntungkan. Berbagai jenis melati antara lain melati gambir, melati raja, melati bintang, melati jepang, melati air, melati kartun, melati kuning, melati merah, melati putih, dan lainnya.
Kadis TPH Kab. Banjar juga mengatakan Jingah habang Merupaka salah satu desa sentra produksi bunga melati, di samping Desa Labuan tabu, Desa Bincau, Desa Pandakdaun, dan Jingah habang Ulu. Selain bunga melati di kabupaten Banjar juga membudidayakan bunga seperti bunga kenaga, bunga mawar, bunga kantil dan bunga sepatu kuncup. Bunga ini cukup berkembang karena kebutuha akan bunganya setiap hari mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan bunga melati banyak di,inati dan dijadikan sebagai puspa bangsa atau bunga nasional Indonesia, karena di anggap melambangkan sebuah kesucian dan keharumnya yang dikaitkan pada berbagai acara adat tradisi maupun keagaman. Acara adat suku Banjar, Jawa, dan Sunda biasanya menggunakan roncean bunga melati untuk acara perkawinan. Sehingga perekonomoan petaninya juga cukup berkembang. Kami dari Dinas TPH kab. Banjar terus memotivasi para petani untuk terus mengembangkan bunga melati karena kebutuhan akan bunganya setiap hari selalu meningkat. Permintaan bunga melati bisa didalam kabupaten, antar kabupaten, bahkan antar provinsi tetangga, katanya.
Bimbingan dalam budidaya melati baik dari hulu sampai hilir terus dilakukan baik melalui bimtek, maupun pembinaan agar kualitas dan kuantitas bunga melati meningkat ujar Fachry.
Facry juga mengatakan permohonan kerjasama dalam pengembangan kawasan bunga melati ini, dan alhamdulilah di sambut baik oleh pa direktur Buah dan Florikultura kemtan, baik melalui bantuan bimtek, maupun sarana , dan prasanana budidayakan melati serta sampai ketahap teknologi pengolahan bunga melati.
Pada kesempatan itu juga pa Andon mengutarakan pendapat agar ia mendapatkan fasilitasi dari pemerintah Pusat dalam membudidayakan bunga melati ini. Ujarnya, selain itu Andon juga berkata bahwa pemerintah harus membantu saat harga bunga melati anjlok turun.
Eddy menangapi permintaan pa Adon ia mengatakan akan memberikan jalan untuk memberikan pelayanan karantina untuk ekspor. PT Alamada Utama Sejahtera bermitra dengan petani, saat ini kita bisa ekspor 1 ton melati ke Singapura, Malaysia, dan Thailand, pada tahun 2018 kemarin ia di targetkan mengekspor melati miniman 100 ton. Saya akan memberikan link agar melati di daerah kab. Banjar ini dapat diserap oleh PT Alamanda Utama Sejahtera pada saat panen berlimpah agar harga tidak terlalu anjlok.
Dr. Emy Rahmawati juga mengatakan bahwa untuk mengembakan kawasan perkebunan bunga melalti perlu adanya upaya peningkatan luas dan produksi, perkuat pola kemitraan, dan kemudahan dalam berinvestasi,
Setelah memilihat perdiskusi dengan petani di Kebun. Direktur juga berkesempatan mengunjungi rumah ibu Ami salah satu warga Desa Jingah Habang Ilir yang berprofesi sebagai pengrajin bunga, ia mengatakan bahwa usaha kerajianan berupa roncean melati berjalan cukup lancar. Ibu ami juga mengatakan banyak jenis-jenis rangkaian dari bunga melati seperti kembang sarai, payung kembang, paket pengantin banjar, palimbaian, dan paket untuk siraman 7 bulanan maupun pengantin.
Pa Direktur juga mengunjungi rumah pa Sarpini beliau merupakan petani bunga melati di Desa Bincau Kec. Martapura, kebun bunga melati pa Sarpini ini memanfaatkan pekarangan samping dan belakang rumahnya. Seperti yang diutarakan Pa Andon, Pa sarpini juga mengharapkan hal yang sama untuk ia mengembangkankebun bunga melati miliknya ini.(Nv/Rz)
Source:: DTPH