Mengenal Bujangseta di Tlekung

Salah satu rangkaian kegiatan diklat teknis budidaya dan penanganan OPT pada padi, jeruk dan cabai, yang dilaksanakan di  BBPP Ketindan adalah kunjungan dan praktek lapang di  Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di Tlekung – Kota Batu Malang. Di situ para penyuluh pertanian yang berasal dari kabupaten Banjar dikenalkan dengan sebuah teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas jeruk, yaitu “Bujangseta”. Yaitu Pembuahan Buah Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun.

Dengan teknologi ini dapat membuat tanaman jeruk berbuah sepanjang tahun (off season ). Sehingga dapat meningkatkan produktivitas buah, menjaga kestabilan harga tanpa mengurangi kualitasnya.

Kabupaten Banjar yang dulu pernah menjadi sentra jeruk di Kalimantan, berkeinginan mengembalikan kejayaan tersebut. Potensi lahan sangat besar, sehingga ada peluaang untuk menjadikan kembali Banjar sebagai sentra jeruk, setelah beberapa waktu yang lampau pudar karena penyakit Diplodia dan CVPD. Sejarah mencatat bahwa jeruk asal Kabupaten Banjar yang terkenal dengan nama “Limau Madang”  pernah menjadi juara 1 dan 2 pada kontes jeruk nasional beberapa tahun yang lalu.

Atas dasar tersebut, maka Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar, kembali memberangkatkan para Penyuluh Pertaniannya untuk memantapkan kembali pengetahuan dan kompetensi mereka dalam hal budidaya dan penanganan OPT pada jeruk.  Diharapkan dengan teknologi Bujangseta di Balitjestro ini dapat diaplikasikan dan dikembangkan di wilayah kabupaten Banjar, tentunya dengan tetap memperhatikan spesifikasi wilayah.

Kedepan diharapkan, untuk komoditas buah jeruk di kabupaten Banjar dapat menunjang kemajuan di sektor pariwisata. Kerena terdapat destinasi pariwisata yang cukup menjanjikan di kabupaten Banjar antara lain Pasar Terapung di Lok Baintan Sungai Tabuk, Wisata Susur Sungai dan Wisata petik jeruk di kebun serta wisata religi Kalampiyan Astambul. Apabila Bujangseta bisa diterapkan di kabupaten Banjar, tentunya akan sangat mendukung dan mempunyai daya tarik yang tinggi untuk mendatangkan wisatawan.

Ada 3 (tiga) hal teknis  yang diperhatikan pada teknologi Bujangseta, yaitu Prunning (pemangkasan), Nutrisi atau pemupukan dan pola pengendalian hama penyakit. (Retno)

Source:: DTPH

Comments
Loading...