ASN Dinas TPH Praktek Membuat Kompos di Balai Benih
Jumat, 25 Oktober 2019 bertempat di halaman balai benih Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kab. Banjar dilaksanakan Demonstrasi Cara pembuatan pupuk kompos yang digagas oleh Ka.UPTD Balai Benih Lili Marlina, SP beliau menggandeng PT.Acidatama, pabrikan yang memproduksi dekomposer hayati, pestisida hayati dan pupuk hayati dengan baik yaitu Beka, dipilihnya Agensia hayati Beka karena mengandung mikroorganisme bermanfaat dari golongan bakteri dan jamur yang dalam kesempatan ini digunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat pupuk kompos, Hadir sebagai peserta kegiatan Demcara yaitu seluruh personel UPTD Balai Benih dan Kelompok Jabatan Fungsional DTPH yang nampak sangat antusias mengikuti proses pembuatan pupuk ini.
Ketersediaan sumber daya pembuatan kompos yang melimpah di balai Benih dimanfaatkan oleh Lily untuk memproduksi sendiri pupuk komposnya menurutnya Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah organik/ hijauan berupa rumput dan dedaunan dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia, Teknologi pengomposan dengan Beka dapat dilakukan secara aerobik maupun anaerobik. Dipilihnya Pengomposan secara aerob yang paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit ujarnya. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.
Bahan yang disediakan yaitu sampah hijauan (dedaunan), pupuk kandang (kotoran hewan), air, dan dekomposer Beka. Sebagai dekomposer pengurai bahan organik dalam pembuatan pupuk kompos/ pupuk organik. Caranya sangat mudah dengan cara kita siramkan pada bahan organik/ pupuk kandang/ bahan pupuk organik lalu kita diamkan beberapa hari. Pupuk atau bahan organik yang sudah kita aplikasi dengan beka juga sudah mengandung berbagai mikroorganisme seperti yang terkandung dalam beka. 1 liter beka bisa untuk pembuatan pupuk sebanyak 2 ton.
Fahrul selaku pemateri kegiatan ini menerangkan bahwa Beka diproduksi melalui proses bioteknologi bahan-bahan organik, menggunakan mikroorganisme pengurai bahan organik unggul. Disampaikannya juga Beka dibuat oleh pabrik besar di design ahli mikrobiologi Jepang, sehingga teknologinya mengadopsi negara tersebut. Dibawah naungan perusahaan multi nasional yang sudah berpengalaman puluhan tahun.
Lily berkata Kegiatan ini akan terus berlanjut dan akan dikembangkan sesuai arahan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab.Banjar agar UPTD Balai Benih membuat unit pengolahan pupuk kompos berbahan dasar limbah organik/hijauan sebagai salah satu upaya mendukung Kota Martapura meraih Adipura tahun 2019. Dengan mengetahui cara pembuatan pupuk kompos ini serta manfaat yang dihasilkan Semoga dapat menambah wawasan dan keterampilan juga membuat kita semakin arif dalam mengelola sumber daya alam disekitar kita pungkasnya.(Dwi_KJF DTPH)
Source:: DTPH