Asam Pinari, Kasturi Bangkok Sumber Daya Genetik Kabupaten Banjar

Kabupaten Banjar sebagai kawasan tropika yang mempunyai banyak zona vegetasi sumberdaya hayati dan keanekaragaman yang cukup besar, sehingga tidak heran Kabupaten Banjar banyak memiliki buah-buahan lokal yang mempunyai nilai bersifat eksotik.

Buah tropika utamanya di lahan rawa Kalimantan dapat dikategorikan sebagai buah eksotik, seperti Asam Pinari dari Kabupaten Banjar. Buah Asam Pinari atau Hampalam Pinar merupakan Sumber Daya Genetik (SDG) asli dari Kabupaten Banjar, sebarannya hanya ada di Kecamatan Astambul tepatnya di Desa Kelampayan Tengah. Berdasarkan informasi pemilik pohon asam pinari, Pa Arsad (70 thn) Mengatakan bahwa pohon asam pinari yang ada dihalaman rumahnya ini berumuran lebih dari 20 tahun. Pohon pertamanya saya temukan dihutan kemungkinan sudah berumur 50 tahun lebih, kemudian saya tanam dihalaman rumah. Ternyata buahnya seperti buah kasturi tetapi ukurannya lebih besar dibandingkan jenis kasturi lainnya, ujar Arsad.

Petugas Pengkajian Teknologi Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kab. Banjar, Nove Arisandi mengatakan bahwa Asam Pinari merupakan SDG kerabat mangga yang bersifat khas dan unik yang memiliki kemiripan dengan buah kasturi (Mangifera casturia Dilmiana) dari segi warna kulit buah yang berwarna hijau muda, ketika masak kulit buah berubah berpinar menjadi merah keunguan seperti kasturi mawar tetapi lebih cerah. Ukuran Asam Pinari lebih besar dari kerabat kasturi lainnya seperti kasturi ungu, kasturi mawar/cuban, kasturi palipisan, dan rawa-rawa sehingga asam pinari disebut juga dengan kasturi bangkok, ukurannya lebih menyerupai hampalam daging secara fisik mempunyai bentuk seperti asam buluh, bulat memanjang antara 7-11 cm, namun tekstur daging buah dan rasanya seperti kasturi. Pohon asam pinari menyerupai pohon hampalam biasa dengan daun langsing memanjang seperti daun palipisan kuning. Tumbuh beradaptasi di dataran rendah di daerah Astambul, ujar Nove.

Asam pinari diduga merupakan hasil persilangan alami antara hampalam dan kasturi, tetapi kita tidak bisa memastikan kebenarannya kita perlu melakukan pemetaan DNA pada Asam Pinari tersebut apakah ada DNA Hampalam dan Kasturi pada DNA Asam Pinari. Populasi Asam Pinari sampai saat ini diduga hanya ada 5 pohon, 3 pohon sudah berbuah dan 2 pohon masih berukuran kecil. Pelestarian SDG perlu upaya eksplorasi, konservasi, inventarisasi, karakterisasi, evaluasi, dan dokumentasi dalam rangka untuk pengembangan koleksi sumber daya genetik secara nasional, tambah Nove

Pada Festival Durian dan Buah Eksotik Kalimantan Selatan Tahun 2020, Asam Pinari asal Kabupaten Banjar mendapatkan penghargaan sebagai buah eksotik Kalimantan Selatan kategori Unik. Bupati Banjar H. Khalilurrahman didampingi Kepala Dinas TPH Kab. Banjar H. M. Fachry serta Kepala Dinas Kominfi, Statistik dan Persandian H. M. Aidil Basith menyaksikan festival tersebut.

Guru Khalil- panggilan akrab Bupati Banjar mengatakan gembira dan bangga atas keberhasilan Kabupaten Banjar dalam Festival Durian dan Buah Eksotik Kalimantan Selatan Tahun 2020, karena selain Asam Pinari terpilih sebagai buah eksotik Ketegori Unik, Durian asal Banjar juga banyak memperoleh juara. Mengingat potensi SDG Banjar yang sangat besar, saya selalu menghimbau Dinas TPH Kab. Banjar beserta SKPD terkait serta seluruh masyarakat khususnya para petani disentra produksi buah-buahan untuk melestarikan SDG asli Kabupaten Banjar jangan sampai mengalami kepunahan, ujar Bupati.

Pada kesempatan yang sama Fachry, selaku Kadis TPH Kab. Banjar mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pelestarian buah-buahan eksotik asal Kab. Banjar, langkah yang pertama yang akan kami lakukan yakni melakukan karakteristik awal untuk bisa di daftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian Kementan RI, agar mendapatkan nomor pendaftaran, tidak hanya itu, kami juga melakukan bimbingan teknis tentang teknologi perbanyakan tanaman kepada petani didaerah sentra buah-buahan eksotik seperti buah Durian dan Asam Pinari dengan tujuan para petani mampu memperbanyak tanaman buah tersebut agar dapat ditangkarkan, guna keberlangsungan SDG Kabupaten Banjar terjaga karena SDG ini merupakan kekayaan plasma nuftah masing-masing daerah, tandas Fachry. (Nove)

Source:: DTPH

Comments
Loading...