PETANI DI KECAMATAN GAMBUT LAKSANAKAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT

Di tengah pandemi covid-19, usahatani padi tetap harus berjalan. Pada musim tanam MK. 2020, dimana saat ini pertanaman padi tengah berada pada fase vegetatif (umur tanaman 1 – 2 bulan) dan sebagian sudah ada yang memasuki fase generatif, maka harus diwaspadai adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), seperti serangan tikus, penyakit tungro, wereng batang coklat, blas (bercak daun coklat) dan lain sebagainya. Hal yang perlu dilakukan oleh petugas lapangan dan petani adalah melakukan pengamatan dini, sehingga apabila terjadi serangan bisa segera dikendalikan.

Sehubungan hal tersebut, pada hari Kamis, tanggal 28 mei 2020 kemarin, dilaksanakan gerakan pengendalian OPT di Kecamatan Gambut. Kegiatan dilaksanakan pada 2 (dua) lokasi, yaitu di Kelurahan Gambut dan Desa Banyu Hirang. Gerakan pengendalian diikuti oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar, Koordinator Petugas POPT Kabupaten, Petugas POPT Kecamatan Gambut, Penyuluh Pertanian Lapangan serta Kelompok Tani Karya Tani dari Kelurahan Gambut dan Kelompok Tani Generasi Muda dari Desa Banyu Hirang.

Kegiatan gerdal diawali dengan memberikan penjelasan dan pengenalan terkait OPT dan tata cara pengendaliannya. Dilanjutkan dengan gerakan massal pengendalian. Untuk Kecamatan Gambut, dalam pengamatan terdapat 2 jenis OPT yang harus diwaspadai dan segera dikendalikan agar serangan tidak meluas, yaitu cendawan bercak coklat bergaris (cescospora, SP) dan penyakit tungro. Luas serangan cescospora di Kelurahan Gambut mencapai 1,5 ha, luas serangan tungro 0,5 ha. Adapun di Desa Banyu Hirang luas serangan cescospora mencapai 1 ha, dan tungro terdeteksi 0,3 ha.

Cendawan bercak coklat bergaris (cercospora, SP), mempunyai gejala serangan yaitu daun berbercak-bercak garis memanjang sejajar dengan ibu tulang daun. Penyakit ini berkembang lebih baik pada musim kemarau. Untuk pengendalian, petani langsung diarahkan untuk melaksanakan pengendalian dengan menggunakan fungisida.

Selain cescosprora juga terdeteksi adanya serangan tungro. Penyakit tungro disebabkan oleh virus, yang perkembangannya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vector). Penularan virus tungro dapat terjadi apabila vector mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan menghisap tanaman sehat. Gejala utama penyakit tungro terlihat pada perubahan warna daun menjadi kuning orange dimulai dari ujung daun, daun muda agak menggulung, tanaman kerdil dan pertumbuhan terhambat. Untuk pengendalian, petani diarahkan untuk langsung melaksanakan pengendalian menggunakan insektisida. (Roni)

Source:: DTPH

Comments
Loading...