Petani Jeruk Siam Banjar di Sungai Alat terapkan Inovasi Bujangseta
Kabupaten Banjar merupakan salah satu sentra pengembangan jeruk di Kalimantan Selatan, tepatnya di Kec. Astambul dan Kec. Sungai tabuk. Pada bulan Juni 2020 kabupaten Banjar bersama Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian RI akan meresmikan agrowisata petik jeruk siam banjar yang terletak di Desa Sungai Alat Kec. Astambul. Sehingga perlu dipersiapakn sematang mungkin salah satunya bagaimana cara membuat jeruk siam banjar berbuah sepanjang tahun.
Kepala Dinas TPH. Ir. H. Muhammad Fachry, MP mengatakan bahwa pihak kami telah melakukan penyuluhan dan pendampingan, serta pembinaan terkait teknologi pertanian tepat guna yang dapat meningkatkan produksi dan produktivitas jeruk siam Banjar ini, Teknologi tersebut adalah Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun (Bujangseta) jelas fachry.
Bujangseta ini mampu mengatasi permasalahan petani dalam hal pembuahan jeruk yang hanya terjadi sekali panen raya yang berkisar di bulan Juni, Juli, Agustus. Ke depan diharapkan petani dapat mengadopsi teknologi ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.Bujangseta tanaman jeruk bisa dipanen lebih cepat dan berbuah sepanjang tahun. Jika biasanya panen jeruk hanya dua kali dalam satu tahun, maka dengan teknologi itu petani bisa melakukan panen sepanjang tahun, Jadi, dalam satu tahun bisa lima kali panen. Artinya, setiap dua atau tiga bulan bisa panen, sehingga ketersediaan buah sepanjang tahun tetap terjaga,†ujarnya fachry.
Menurut Kepala Bidang Teknologi Pertanian Pengolahan dan Pemasaran Dinas TPH Kab. Banjar Imelda Rosanty, SP, MP menambahkan konsep dari Bujangseta adalah produksi jeruk yang bisa berbuah sepanjang tahun (off season) dan menghasilkan buah bermutu premium seragam, citarasa sesuai pasar, kulit buah mulus dengan harga memadai, Karena dengan Bujangseta, jeruk memiliki kualitas premium dengan biaya produksi cukup murah.
Imelda melanjutkan, teknologi Bujangseta merupakan solusi yang ditunggu-tunggu oleh petani karena dengan teknologi tersebut petani dapat panen sepanjang tahun. Teknologi Bujangseta dapat menghasilkan 80 kg per pohon per tahun. Sementara sebelumnya hanya sekitar 30kg per pohon pertahun.
Sementara itu, Artum Ali selaku petani jeruk yang tergabung dikelompok Tani Mawar Merah Desa Sungai Alat menambahkan
Bujangseta secara otomatis bisa menjaga ketersediaan jeruk sepanjang tahun. Karena masa panen dapat dilakukan setiap saat, tanpa menunggu jangka waktu 3 sampai 6 bulan. Penerapan teknologi Bujangseta mampu membuat tanaman jeruk berproduksi 5-7 kali dalam kurun waktu setahun, meningkatkan produktivitas pohon 1,5-2,0 kali, mutu buah memuaskan baik cita rasa maupun penampilan buahnya, secara tidak langsung.
Meningkatkan Keuntungan petani karena kami mendapatkan harga yang bagus dan masa panen yang dapat diatur, ujar artum.
Rita Zahara selaku Kasi Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dinas TPH Kab. Banjar mengatakan bahwa teknologi Bujangseta adalah kombinasi dari tiga tahap pemeliharaan, yaitu manajemen kanopi (prunning) pemangkasan yang dapat memacu pertunasan vegetatif dan generatif menjadi lebih seimbang sehingga kelembaban dalam tajuk dapat dikurangi dan secara otomatis penyakit akan lebih mudah dikendalikan.
Selanjutnya, manajemen nutrisi (mengubah pola pemupukan dari biasanya, yaitu dengan mengombinasikan pupuk padat dan cair secara bergantian sehingga kondisi tanaman menjadi sehat dan mampu tumbuh dengan baik, berbunga dan berbuah secara kontinyu).
Selain itu, manajemen pengendalian hama (dititikberatkan pada penyakit burik kusam, embun jelaga dengan mengendalikan hama penyebabnya, di antaranya Aphis, Trip, kutu dompolan dan kutuk sisik dengan model pengendalian perpaduan antara monitoring dan interval pengendalian secara berkala.
Dengan demikian, siklus perkembangan dan serangan hama dan penyakit dapat dan mudah dikendalikan sehingga diperoleh buah yang berkualitas premium.Ketiga tahap ini harus dijalankan untuk mendapatkan hasil panen jeruk yang optimal, tandas Rita. (Â Rita/Nove )
Source:: DTPH