TEKNOLOGI PERTANIAN TERBUKTI MAMPU MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN RAWA
Indonesia memiliki lahan rawa yang sangat luas dan belum dimanfaatkan dengan optimal. Padahal luas lahan rawa yang ada di Indonesia kurang lebih ada 34 juta hektar. Hal ini disampaikan oleh Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy dalam sambutannya saat menghadiri acara Panen Padi Perdana di lokasi Demfarm Serasi desa Jejangkit Barito Kuala Kalimantan Selatan yang juga dihadiri oleh Kepala Balitbangtan Fadjri Jufri. Beliau mengatakan Indonesia mempunyai raksasa tidur yang disebut rawa lebak mencapai luas 34 juta hektar, dengan lahan potensial pertanian 17 juta hektare.
Dengan melihat potensi lahan rawa tersebut Pemerintah melalui Kementerian Pertanian membuat sebuah program yang diberi nama #SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani). Program serasi merupakan sebuah program dari kementan yang dilaksanakan untuk dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan lahan rawa yang sebelumnya mati suri menjadi lahan yang produktif. Fokus kegiatan program SERASI ini meliputi perbaikan infratuktur jaringan tata air, tanggul, jalan usaha tani, pintu air, pompanisasi, alsintan, dan saprodi serta escavator.
Dalam mendukung program tersebut Bapelitbangtan melaksanakan demfarm, superimposed, serta bimbingan dan pendampingan teknis dilahan eks HPS desa Jejangkit, Barito Kuala yang pada hari rabu 06/11 kemarin melaksanakan acara panen perdana. Dulu, sebut Sarwo Edhy Indeks Pertanaman (IP) semula hanya panen satu kali dalam satu tahun dan produktivitasnya hanya sekitar 1,5 – 2 ton perhektare, setelah diadakanya demfarm oleh Bapelitbangtan produktivitasnya meningkat diatas 5 ton perhektar dan IP mencapai 2-3 kali dalam satu tahun.
Hal ini juga turut disampaikan oleh kepala Balitbangtan Fadjri Jufri “Jika pertanian konvensional hanya menghasilkan 1,5 sampai 3 ton GKP per hektare, maka di lahan ini hasilnya mencapai 6,4-7,9 ton GKP/hektare. Hasil ini sangat menjanjikan untuk peningkatan kesejahteraan petani, terdapat peningkatan pendapatan 2-3 kali lipatâ€,ujarnya.
Fadjri juga menambahkan pengelolaan lahan di daerah ini sudah dilakukan secara optimal dengan memanfaatkan inovasi teknologi dalam pengelolaan penataan lahan, penataan air . Teknologi yang digunakan salah satunya ada Traktor Perahu dan Drone tanam yang bisa menanam yang bisa menebar benih satu jam perhektar. Keunggulannya dengan sistem GPS, sehingga drone bisa jalan sendiri mengikuti baris tanamnya secara otomatis. (toleedy)
Source:: DTPH